Jumat, 09 Oktober 2015

Ulasan Myrepublic full fiber Internet Service provider

Beberapa minggu lalu, aku mendapatkan kesempatan datang ke acara myrepublic di kota kasablanca. Acara tersebut merupakan event perkenalan bagi myrepublic. Sebagai pemain baru di industri data dan teknologi, myrepublic datang mengusung konsep-konsep yang menarik. Jika diperhatikan, myrepublic ini seperti boltz nya fiber optic. Persamaan keduanya adalah mereka merupakan pionir dalam suatu teknologi. Boltz dengan 4Gnya dulu, dan myrepublic dengan fullfiber optic solutionnya. Myrepublic stand out dari jajaran provider lainnya dengan beberapa kelebihan yang ditawarkan. Diantara lain:
Satu hal yang selalu ditonjolkan oleh myrepublic dalam presentasinya sabtu siang itu adalah: “kami membawa teknologi baru yang belum ada di Indonesia”. Hal itu membuatku bertanya-tanya, teknologi baru seperti apa yang dibawa dan ditawarkan oleh myrepublic. Beberapa yang berhasil menangkap perhatianku adalah:

sistem full fiber opticnya. Myrepublic menggunakan full sealed fiber optic mulai dari backbone hingga jaringan distribusi data menuju rumah. Sedikit berbeda dengan jaringan lain yang menggunakan fiber optic di bagian backbone dan material lain pada jaringan distribusi data menuju rumah. Hal ini berpengaruh terhadap transfer data, dimana full sealed fiber optic menghantarkan data lebih baik daripada material lain.







Priority manajement terhadap aplikasi.

Tidak seperti internet provider lainnya, myrepublic tidak membatasi kecepatan internet. Sebaliknya, jaringan MyRepublic bekerja dengan traffic priority system yang fleksibel. Hal ini menjamin aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap waktu, seperti video streaming, akan berfungsi dengan baik namun tetap fleksibel untuk penggunaan data yang besar seperti Big Torrent. Namun agak mengecewakan karena file sharing dan dwonload ada di prioritas standar. Padahal seperti kita tahu, dua hal tersebut adalah pendukung utama untuk remote worker dan pengguna-pengguna kebanyakan. Namun hal tersebut sedikit terobati oleh Traffic Priority System yang myrepublic yang memungkinkan fleksibilitas lenih untuk penyaluran bandwidth kepada customer, tanpa membatasi aktivitas download data dalam jumlah besar seperti Bit Torrent. Sehingga aktivitas download lebih stabil, cepat dan unlimited.

Gaming latency priority.

Jika sejak awal myrepublic selalu menonjolkan teknologi barunya, mungkin hal ini lah dimaksud. Myrepublic menyediakan routing network yang disesuaikan dengan game yang sedang dimain berdasarkan routing internasional game tersebut.

Lalu, myrepublic juga secara rutin memonitor routing ke server-server game populer untuk memastikan latency yang rendah dan konsisten. Latency ini alalah salah satu faktor yang biasanya mengakibatkan LAG pada game.

Terakhir, memiliki kaitan terhadap point dua di atas. Myrepublic memiliki priority manajement terhadap aplikasinya dan sesuai ekspektasi. Game ada di prioritas utama untuk beberapa paket.

Interactive TV

Last but not least adalah interactive TV. Myrepublic menawarkan bundling dengan interactive Tv yang bisa didapatkan dengan cara membeli HD entertainment Box terpisah. HD entertainment Box ini berbasis android dengan firmware yang khusus dikustomasi oleh myrepublic.

Menarik karena myrepublic lebih memilih mempercayakan jalur datanya pada sistem operasi android daripada membuat sistem operasi sendiri. Mungkin karena faktor fleksibilitas andorid dengan remote keyboard dan mouse. Seperti kita tahu, sistem operasi ini sangat-sangat fleksibel dan dapat ditweak sesuka hati. Bukan tidak mungkin jalur data dapat dialihkan dari sini dan pelanggan dapat menggunakan myrepublic tanpa harus membeli paket datanya.

Overall, myrepublic ini menarik dengan paket yang ditawarkannya. Harga yang murah untuk layanan data yang cepat, dan inovasinya. Selidik punya selidik, myrepublic adalah milik sinarmas group. Perusahaan yang cukup besar. Jadi perkembangannya ke depan mungkin akan menjanjikan.

Sedikit keluar dari tema, beberapa provider lain seperti kita ketahui setelah marketingnya sukses dan memiliki banyak pengguna, provider tersebut mengalami penurunan kualitas atau kenaikan harga seiring berkembangnya bisnis. Fokus mereka menarik sebanyak mungkin pelanggan tidak sejalan dengan peningkatan (atau minimal pertahanan) kualitasnya. Semoga myrepublic kedepannya tidak menerapkan pola yang sama dan tetap menjaga kualitas layanannya.

CMIIW

Senin, 16 Februari 2015

Bagaimana Bikun UI dapat menjadi alternatif untuk mengurangi kemacetan kota Depok





Pendahuluan
Sebenarnya kita tidak hanya akan membahas bagaimana Bis Kuning UI dapat menjadi sebuah alternatif mengurangi kemacetan kota depok dan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi volume kendaraan di kota Depok yang semakin bertambah. Namun juga secara sekilas membahas bagaimana integrasi transportasi intra kampus dan extra kampus dapat membantu membangun tata transportasi kota Depok menjadi lebih baik. dari perspektif saya sendiri.

Depok adalah salah satu kota satelit sebelah selatan Jakarta. Universitas Indonesia secara administratif dalam wilayah termasuk ke dalam kota Depok. Sadar atau tidak Kampus Universitas Indonesia adalah salah satu faktor yang berkontribusi besar terhadap kemacetan kota Depok. Hasil perhitungan survey tahun 2008 oleh Destia Setiarini, FTUI, menunjukkan bahwa pada waktu jam puncak di pagi hari yakni pukul 08.00-10.00 tercatat bahwa jumlah kendaraan yang masuk ke dalam kampus UI khususnya mobil pribadi mencapai 700 unit kendaraan perjam. Selain itu berdasarkan jumlah penggunaan kartu masuk di pintu gerbang utama UI, terhitung jumlah mobil penumpang yang masuk mencapai 1.400 unit kendaraan perhari. Sedangkan penggunaan stiker Izin Masuk Kampus (IMK) oleh dosen: 2845 unit dan mahasiswa: 1286 unit.

Dari data-data diatas dapat diperkirakan jumlah mobil yang masuk ke dalam kampus UI mencapai 5.154 unit kendaraan perhari. Sedangkan berdasarkan sejumlah data yang didapat dari Kepolisian dan Samsat Depok Jumlah kendaraan pada 2014 di kota Depok diperkirakan bisa mencapai lebih dari 538.000 unit kendaraan.

Kampus UI dengan luas 3.200.000 m2 terbagi atas hutan kota 1.800.000 m2, daerah resapan air (danau) 250.000 m2 dan lahan terbangun sekitar 115.000 m2 (sumber: Gedung Biro (UPT PLK UI). Namun dengan bertambahnya jumlah kendaraan pribadi tersebut akan berimbas pada penggunaan lahan hijau di kampus UI. Perlahan, beberapa titik kawasan hutan UI pun akan berubah menjadi lahan parkir dan gedung baru  guna menampung kendaraan masuk yang terus bertambah dan secara garis lurus menambah volume kendaraan yang berlalu lalang di sekitar daerah Depok. Menurut Boy Berawi, pengamat transportasi dan peneliti dari Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Universitas Indonesia (UI): Kemacetan yang terjadi saat ini tidak bisa dilihat secara parsial. Banyak faktor yang menjadi kontributor kemacetan. Bukan saja mobil dan motor, tetapi juga tidak memadainya sarana transportasi umum sehingga warga lebih memilih menggunakan motor. “Pemicu lainnya, perilaku buruk pengendara dan tata ruang juga menjadi penyebabnya,”.

Untuk mendukung green matric, Universitas Indonesia menyediakan public transportation yang terintegrasi dengan hampir semua fakultas. Baik dalam bentuk halte Bis Kuning dua jalur (jalur biru dan jalur merah) atau Sepeda Kuning dengan jalur yang terpisah dari jalan utama. Universitas Indonesia (Depok) pada tahun 2014 menempati rangking 61 dan menjadi role model green campus di Indonesia mengungguli IPB (Bogor) dan UNS (Semarang) yang berada di peringkat 69 dan 73. Hal ini agaknya cukup kontradiktif dengan peringkat Depok yang menjadi kota termacet kelima versi kementerian Perhubungan dengan Rata-rata kecepatan kendaraan 21,4 km/jam dan VC (volume to capacity) ratio 0,83 tahun 2014. Sedangkan Point green matric bidang Transportasi Universitas Indonesia adalah sebesar 1,475 dari total nilai 6,417. Bidang transportasi adalah bidang unggulan terbesar kedua UI dari total lima bidang yang dinilai dalam green matric (sumber).

Maka, sudah selayaknya Universitas Indonesia berbenah mulai dari halaman rumahnya sendiri dan menjadi sebuah role model bukan hanya dalam lingkup kampus, tetapi juga berperan aktif dalam Sustainable Development Kota, serta Negara dalam lingkup yang lebih besar. Pendidik dikatakan berhasil jika dapat membawa perubahan positif terhadap lingkungannya bukan?

Bagaimana Universitas Indonesia dapat menjadi solusi?

Kota Depok termasuk pada kota yang jenis perkembangannya bealded linier plans (linier Menerus), dengan ciri-ciri pusat perkotaan yang lebih kecil tumbuh di kanan-kiri pusat perkotaan utamanya, pertumbuhan perkotaan hanya terbatas di sepanjang jalan utama maka pola umumnya linier, dipinggir jalan biasanya ditempati bangunan komersial dan dibelakangnya ditempati permukiman penduduk; Hudson dalam Yunus (1999)



Kelebihan perkembangan kota bealded linier plans (linier Menerus) adalah:
  1. Pola transportasi utama berbentuk garis lurus dan loop. Baik untuk jenis transportasi seperti trem, monorail, dan commuting line.
  2. Pusat-pusat kegiatan terletak dalam satu garis yang sama. Contoh: ( Margonda Raya)
  3. Pengaturan lalu lintas lebih mudah
  4. Sedikit persimpangan sehingga traffic lebih mudah diatur
Sedangkan beberapa kelemahan kota dengan perkembangan bealded linier plans (linier Menerus) adalah:
  1. Minimnya jalur alternative sehingga kemacetan sangat mungkin terjadi
  2. Jika struktur pedestrian dan tata ruang tidak dibangun dengan baik, maka terjadi penyempitan jalan tak terduga, seperti parkir liar, pedestrian yang berjalan diluar trotoar, dan disfungsi jalur pedestrian yang menjadi faktor-faktor penghambat laju kendaraan.
Universitas Indonesia menjadi salah satu titik perkembangan yang ada diluar garis utama perkembangan kota Depok, sehingga digunakan penghubung berupa fly over untuk mempermudah akses menuju Kampus. Akses ini kemudian menjadi salah satu titik kemacetan di kota Depok.



Rangka solusi yang paling mudah adalah dengan mengurangi jumlah penggunaan kendaraan yang masuk ke dalam kawasan Kampus Universitas Indonesia. Dengan begitu kita sudah dapat mengurangi volume to capacity kendaraan di kota Depok. Namun mengapa begitu sulit mengubah habbit berkendara dan berganti dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum?

Hal ini tidak sepenuhnya karena fasilitas kendaraan umum yang tidak memadai. Banyak faktor diluar itu yang menjadi alasan mengapa orang-orang memilih menggunakan kendaraan pribadi.

Pertama adalah self esteem dan cara kita memandang kendaraan pribadi. Selain sebagai sarana transportasi, di Indonesia kendaraan pun menjadi salah satu indikator level sosial seseorang. Maka, banyak orang berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi tanpa memperhatikan dampak dan efisiensi terhadap jalan namun lebih karena faktor kebanggaan atau level sosial. Kedua, simple. Dengan menggunakan kendaraan pribadi kita tidak perlu berganti-ganti moda atau kendaraan dan dapat praktis sampai hingga tujuan dengan nyaman. Lebih karena proses atau cara berganti moda yang merepotkan. Misal: pulang dari kampus menggunakan bikun kemudian berganti kereta lalu menggunakan angkutan kota terlihat lebih rumit dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi hingga pulang ke tujuan. Ketiga, Keamanan. Kendaraan pribadi dinilai lebih aman dari tindak kriminalitas yang sering terjadi.

Maka perlu dibangun sebuah jaringan moda transportasi yang dapat mengakomodir kebutuhan intra kampus dan ekstra kampus dengan memperhatikan faktor-faktor diatas. Sehingga civitas academika dapat mempertimbangkan kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Peringkat satu dan dua green matric, yaitu the university of Nottingham dan University College Cork, Irleland memiliki konsep transportasi intra kampus dan ekstra kampus yang menarik. Perkembangannya pun sudah jauh jika dibandingkan dengan Universitas Indonesia. Namun, persamaan dari dua Universitas ini adalah: Keduanya bersinergi aktif dengan pihak kota, sehingga membentuk jaringan transportasi terpadu yang efektif dan efisien. University of Nottingham bahkan sedang membangun tram network khusus yang menghubungkan kampus dan kota sedangkan University College Cork, Ireland membangun rute khusus pesepeda dari kota menuju Kampus.

Beberapa opsi mentah yang dapat dikaji untuk perkembangan transportasi intra dan ekstra kampus:

  1. Loop bus, Bikun eksternal.
Mobility problem
Selain yang bermukim di sekitar lingkar luar luar kampus, banyak civitas academica yang bermukim di daerah kota depok atau apartment-apartment yang tersebar di titik-titik kota Depok. Karena Depok mengadopsi perkembangan kota berpola bealded linier plans (linier Menerus) maka mengaktifkan sebuah jalur bis kuning baru yang beroperasi diluar kampus dapat menjadi solusi sebagai sarana transportasi yang aman dan efisien menuju kampus.

Benefits and Cost
·     Sebagai sarana pengganti untuk mahasiswa yang biasa menggunakan kendaraan pribadi untuk commuting jarak menengah dari pemukiman dalam kota Depok menuju Kampus
·         Menjadi penghubung antara kota Depok dan Universitas Indonesia
·         Sebagai gate away dari Kampus menuju pusat-pusat kegiatan kota Depok
·         Menghemat Commuting cost dan komsumsi bahan bakar
·         Mengurangi kemacetan akibat VC yang tinggi

Implementation Challenges

Melalukan pengecekan KTM atau tanda karyawan dan menentukan titik-titik pemberhentian bikun eksternal, seperti di GDC (grand Depok City), Balai Kota, D’mall, Margo, Halte gerbatama. Selanjutnya menuju kampus berganti Bikun Internal. Sehingga diharapkan civitas academika yang berdomisili di sekitar daerah depok dapat terakomodir kebutuhan transportasinya tanpa perlu menggunakan kendaraan pribadi. di UCLA (university of california, Los Angeles) ada fare free public transit seperti bikun, yang bertajuk BruinGO! program. dan menggunakan dua jenis Bus. Yaitu Santa Monica Big Blue Bus (BBB) dan Culver CityBus (CCB)


  1. Share car Project
Mobility Problem
Banyak civitas academica yang menggunakan kendaraan pribadi ke dalam kampus sendirian. Padahal kendaraannya dapat memuat lebih banyak orang.

Benefits and Cost
·         Mengurangi VC (Volume to Capacity) kendaraan di dalam kampus dan arah keluar kampus.
·         Menghemat Commuting cost dan komsumsi bahan bakar
·         Sebagai salah satu cara efisiensi penggunaan kendaraan.
·         Memotong pengeluaran bahan bakar
·         Mengurangi polusi udara
·         Mengurangi stress mengemudi
·         Mengurangi kemacetan

Implementation challenge
University of Nottingham berhasil mengimplementasikan car sharing dengan membuat sebuah sistem dan skema online yang dapat diakses real time, juga jaminan jika feeder car sharing terpaksa leave work early berupa reimburse taxi atau layanan take home. Sayangnya sistem ini disana baru berlaku untuk civitas academica non mahasiswa.

  1. Program taksi dan ojek subsidi
Mobility Problem
Banyak civitas academica yang pulang larut malam atau bekerja lembur dan memerlukan kendaraan pulang yang aman dan terjangkau. Jika larut malam kendaraan seperti bikun, spekun, dan bikun eksternal sudah tidak aktif maka program ini dapat menjadi pilihan

Benefits and Cost
·         Mengurangi VC (Volume to Capacity) kendaraan di dalam kampus dan arah keluar kampus.
·         Menghemat Commuting cost dan komsumsi bahan bakar
·         Sebagai salah satu cara efisiensi penggunaan kendaraan.
·         Memotong pengeluaran bahan bakar
·         Mengurangi polusi udara
·         Mengurangi stress mengemudi
·         Mengurangi kemacetan
·         Sebagai sarana transportasi cepat yang aman

Implementation challenge
GojekID menjadi salah satu contoh bahwa kendaraan roda dua (ojek) dapat aman dan terorganisir. Melihat banyaknya ojek di UI, maka bukan tidak mungkin mengimplementasikan sistem taksi dan ojek subsidi. Sehingga ojek yang ada di UI saat ini (ojek liar yang belum terorganisir dan masih mementukan tariff yang mahal) dapat dibuat lebih aman dan terjamin. Sarana implementasinya dapat berupa KTM, sama seperti peminjaman spekun. Dengan menunjukkan KTM maka pengguna sara ojek mendapatkan potongan harga.

  1. City Bike Sharing
Mobility Problem
Banyak civitas academica yang melakukan commuting jarak dekat namun cukup memakan waktu jika dilakukan dengan berjalan kaki.

Benefits and Cost
·         Mempersingkat waktu tempuh commuting dengan berjalan
·         Menghemat Commuting cost dan komsumsi bahan bakar
·         Sebagai salah satu cara efisiensi penggunaan kendaraan.
·         Mengurangi polusi udara
·         Mengurangi penggunaan kendaraan yang tidak perlu

Implementation challenge
Tidak jauh, Bandung mengimplementasikan Bike sharing di Kotanya. Konsepnya sama dengan sepeda kuning, namun dengan lingkup yang lebih besar. Yaitu kota, satu kota membuat beberapa shelter yang mudah dijangkau dan pengguna yang ingin menggunakan jasa bike sharing dapat menitipkan KTPnya untuk kemudian ditukar dengan sepeda. Pada akhir hari sepeda dikembalikan dan KTP dikembalikan kepada pemiliknya.


Simpulan
Universitas Indonesia telah mencapai rangking 61 di green matric, sehingga menjadi role model untuk green campus di Indonesia. Jika diimplementasikan dan dikaji lebih jauh apa yang telah dicapai oleh Universitas Indoneisa dapat menjadi contoh yang baik untuk Kota Depok dan selanjutnya untuk Negara Indonesia. Jadi, memulai sesuatu dari sekitar kita akan membawa dampak positif pada lingkungan yang lebih besar. Besar harapan saya pribadi bahwa Universitas Indonesia dapat menjadi Kampus yang memiliki integrasi terhadap kota dan berperan langsung terhadap sustainable development di Indonesia. setidaknya dengan melakukan Integrasi dengan pihak kota, serta membuat sebuah project yang kontinuitas dan sustainable mungkin dapat menaikkan peringkat Universitas Indonesia di Green Matric.

Secara umum, sudah sangat membanggakan karena Universitas Indonesia dapat menembus 65 besar green matric campus.

Kamis, 23 Oktober 2014

Banyak Mengambil Foto Dapat Membekukan Ingatan





Kantongi kamera handphone sekarang! Mengambil terlalu banyak foto, menghentikan otak kita untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

  • Bukannya membantu kita untuk mengingat kejadian-kejadian, foto justru merusak ingatan kita.
  • Peneliti dalam sebuah percobaan menemukan bahwa orang-orang yang terlalu banyak mengambil foto memiliki masalah untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi.
  • Fenomena ini disebut 'photo-taking impairment effect'
Dengan berkembangnya perangkat smartphone, akses meuju kamera menjadi tidak terbatas. Setiap orang dapat mengambil foto kapanpun dan dimanapun mereka suka. Berjalan-jalan ke taman, lalu mengambil foto selfie, berjalan-jalan atau berwisata ke luar negeri, dua puluh album foto di facebook dibuat. Makan di restoran mahal, seluruh makanan hingga saos serta daun teh tidak luput dari jepretan foto dan seketika memenuhi instagram atau twitter. Kamera menjadi mata ketiga masyarakat dengan paparan teknologi dewasa ini. Tapi, jika kita termasuk orang-orang yang tidak dapat berhenti mengambil foto, berhati-hatilah – Kita dapat lupa moment-moment itu dalam sekejap.

Sebuah studi menemukan bahwa mengambil terlalu banyak foto menghambat kita untuk mengingat sesuatu secara detail. 

Bagaimana Internet Mengganti Ingatan

Peneliti dari Harvard University, University of Wisconsin-Madison dan Columbia University di Amerika Serikat baru-baru ini menemukan bahwa banyak orang sekarang menggunakan internet sebagai pengganti ingatan.

Mereka mengklaim bahwa dewasa ini jika kita  ingin mengetahui tentang suatu hal, kita menggunakan internet sebagai ‘external memory’ sama seperti komputer yang menggunakan external hard drive. Studi berlanjut hingga kesimpulan bahwa kita sangat bergantung pada smartphone dan perangkat komputer. Kita cenderung untuk menyerah saat berusaha mengingat sesuatu jika kita tidak mendapatkan informasi itu secara langsung dari smartphone dan perangkat komputer. 

Eksperimen Museum

Sebuah eksperimen oleh peneliti dari Connecticut pernah diujicobakan kepada sekelompok pelajar yang datang ke museum. Tugasnya adalah untuk mengingat kembali seperti apa saja benda-benda yang dipamerkan di dalam museum. Mereka yang mengambil foto artifact mengingat lebih sedikit dan hanya dapat mendeksripsikan secara sekilas. Sedangkan mereka yang tidak mengambil foto dapat mengingat lebih detil dan jelas.

Eksperimen kedua, Peneliti mengarahkan pelajar dalam tour museum dan meminta mereka untuk fokus dan mengambil foto atau mencoba untuk mengingat salah satu karya seni yang ditampilkan. Hari berikutnya, ingatan mereka diuji. Hasil eksperimennya adalah: para pelajar yang mengambil foto lebih buruk dalam mengingat karya seni yang mereka foto sendiri jika dibandingkan dengan pelajar yang hanya melihat karya seni tersebut. mereka yang mengambil foto juga kurang baik dalam mengingat detail dari objek yang mereka foto sendiri.

Menurut Dr Linda Henkel, pemimpin studi di Fairfield University: ‘People so often whip out their cameras almost mindlessly.

Saat orang-orang mengandalkan tekhnologi untuk mengingat sesuatu, hal itu memiliki dampak negatif pada bagaimana mereka mengingat apa yang mereka alami sendiri. Studi sebelumnya memang pernah menyarankan agar melihat-lihat kembali foto lama untuk membantu mengingat sesuatu. Tapi, hanya jika kita cukup lama memperhatikan foto tersebut hingga mengigat semua detilnya. 

Menurut Dr Henkel: ‘In order to remember, we have to access and interact with the photos, rather than just amass them,’

Studi ini dipublikasikan di journal Psychological Science.
Foto dari: Ne10